Senin, 08 Oktober 2012

Diskusi Demokrasi dan Syariat islam


Meulaboh | Diliputnews.com – Alumni Civil Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL) asal Aceh menggelar diskusi dengan tema “Penerapan Demokrasi Di Aceh”, Sabtu (29/8) Acara diskusi ini digelar secara serentak oleh alumni CEFIL di seluruh provinsi di Indonesia.
Dalam acara diskusi tersebut sebagai pemateri T Irwansyah, aktivis yayasan Pengembangan Kawasan (YPK) Meulaboh, mengatakan terjadinya pertentangan istilah demokrasi di Indonesia akibat doktrin dunia barat terhadap islam sangat buruk.
Sementara itu Oma Arianto, saat memberikan materi diskusi mengatakan selama ini pemberlakuan syariat islam di Aceh sering mendapat respon negatif di negara Eropa. Menurutnya perspektif syariat islam di Aceh terlihat mengerikan.
Lebih lanjut ia katakan penghormatan hak-hak asasi yang diatur dalam islam lebih tegas dan terarah, baik dalam penerapan hukumnya maupun dalam pelaksanaannya. Namun, karena namanya yang berbeda, di mana demokrasi dan HAM lahir dari barat, sehingga kedua aspek tersebut tidak bisa diterima kalangan islam karena dianggap ideologi barat.
Melihat masalah yang lahir dalam diskusi CEFIL (Civil Education For Future Indonesian Leaders ), yang diselenggarakan oleh Alumni CEFIL se Aceh, ternyata dalam penataan demokrasi dan syariat islam di Aceh masih melahirkan sekelumit masalah di Aceh, dengan beberapa contoh kasus yang terjadi, seperti masih adanya kata demokrasi yang masih keliru dalam pemahaman oleh banyak kelompok-kelompok masyarakat, seperti Istilah demokrasi yang belum bisa diterima karena kata demokrasi dianggap miliknya dunia barat, yang mencoba merusak islam itu sendiri, dengan banyak pandangan liberal yang diberikan tanpa batasan.

0 komentar:

Posting Komentar